TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Pada saat ini peranan teknologi
informasi pada aktivitas manusia begitu besar. Teknologi informasi mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan berbagai bidang kehidupan, seperti bidang
politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis. Bimbingan dan
Konseling sebagai bagian integral pendidikan tidak terlepas dari pengaruh
teknologi informasi yang dimaksud.
Untuk lebih mengetahui mengenai
peranan teknologi informasi dalam kegiatan Bimbinga dan Konseling penulis
mencoba menyusun artikel ini. Sebelumnya kita perlu tahu terlebih dahulu
tentang apa yang dimaksud Teknologi Informasi dan apa yang dimaksud Bimbingan
dan Konseling.
1. Teknlogi
Informasi
Ada
beberapa pendapat ahli tentang definisi teknologi informasi. Haag & Keen (1996), mendefinisikan teknologi informasi sebagai
seperangkat alat yang membantu anda untuk bekerja dengan informasi dan
melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal
ini, Teknologi Informasi dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang
berkaitan dengan informasi. Pengolahan informasi yang diproses menggunakan
komputer beserta software pendukungnya.
Pendapat
lain dikemukakan oleh Martin (1999) yang mendefinisikan Teknologi Informasi
tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasia.
Pendapat
berikutnya dari Williams dan Sawyer (2003) yang mengemukakan bahwa teknologi
informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Dari
ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah
gabungan teknologi computer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan
informasi yang diperlukan oleh manusia (brainware).
2.
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan Konseling adalah dua istilah yang mempunyai arti yang berbeda. Di bawah ini
akan dikemukakan mengenai pengetian Bimbingan dan pengertian Konseling.
a.
Pengertian Bimbingan
Jika
ditelaah berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda
mengenai bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan
pengertian tersebut. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan tekanan atau
sudut pandang.
Moh.
Surya (1988:12) mengemukakan bahwa Bimbingan ialah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kapada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan
diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
Pakar bimbingan
yang lain mengungkapkan bahwa: Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan
norma-norma yang berlaku (Prayitno, 1999:99).
b.
Pengertian Konseling
Konseling
merupakan terjemahan dari counseling, yaitu
bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Menurut
Ruth Strang dalam Dewa Ketut Sukardi (2008)
mengemukakan bahwa Konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam
bimbingan.
Selanjutnya,
Rochman Natawidjaja (1987:32) mendefinisikan konseling sebagai satu jenis
layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.
Pendapat
lain dikemukakan oleh Moh. Surya (1988:38) yang mengungkapkan bahwa konseling
merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli (klien) supaya dia
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya
dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Lebh
lanjut, Prayitno (1983:38) mengemukakan konseling adalah pertemuan empat mata
antara konseli dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi
yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang
berlaku
Demikian
definisi-definisi bimbingan dan konseling dari beberapa ahli. Selanjutnya akan
dipaparkan mengenai perana teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
3.
Peranan Teknologi Informasi dalam kegiatan
Bimbingan dan Koseling
Teknologi
informasi saat ini sangat penting dipelajari dan dikuasi oleh masyarakat,
begitupun guru dan siswa, karena dengan menggunakan teknologi informasi kita
dapat mengakses informasi global dengan saat cepat sehingga mempermudah kita
dalam melakukan suatu pekerjaan. Begitupun dalam kegiatan Bimbingan dan
Konseling, layanan tidak harus dilakukan hanya dengan proses tatap muka, saat
ini layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi agar proses bimbingan dan konseling dapat lebih menarik,
interaktif dan tidak terhambat oleh ruang dan waktu. Akan tetapi tetap
memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.
Bimbingan
dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa),
saat ini dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi yang
sedang berkembang namun tidak boleh terlepas dari azas-azas dan kode etik
bimbingan dan konseling. Tujuan digunakannya teknologi informasi dalam proses
bimbingan dan konseling yaitu sebagai berikut : Easy to use (mudah digunakan),
Easy to manage (mudah diatur), simple (tidak rumit) dan Dynamic (Dinamis).
Perkembangan
teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangat pesat. Penggunaan
teknologi yang mampu membantu serta mempermudah segala pekerjaan manusia sudah
dipergunakan di berbagai bidang. Begitupun dalam bimbingan dan konseling. Dalam
perkembangannya profesi bimbingan dan penyuluhan melakukan inovasi-inovasi
dalam layanannya dengan tujuan mempermudah akses para konseli yang membutuhkan
bantuan tanpa dibatasi ruang dan waktu. Melihat kebutuhan akan teknologi dalam
proses bimbingan dan konseling maka profesi ini merancang suatu program yang
mengikuti mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan terhadap layanan tersebut
berupa beberapa media bimbingan dan konseling, contohnya : Konseling
menggunakan bantuan computer, telepon, radio/televise dan internet.
Kelebihan
atau keuntungan layanan bimbingan dan konseling melalui teknologi informasi
diantaranya adalah layanan melalui teknologi informasi mudah diakses; tidak
membutuhkan biaya transportasi; konseli lebih terbuka berbicara tentang
masalahnya karena ia tidak berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka; layanan
melalui teknologi informasi dan komunikasi berbasis individu; konselor dapat
menyesuaikan kesiapan konseli dalam mengambil tindakan yang diperlukan,
memotivasi diri, dan meningkatkan keterampilan konselinya.
Selain
kelebihan ada pula kelemahan dalam layanan bimbingan dan konseling melalui
teknologi informasi, diantaranya adalah :
-
Konselor tidak dapat memastikan bahwa konselinya
benar-benar serius atau tidak.
-
Diperlukan perangkat khusus agar layanan
bimbingan dan konseling melalui teknologi informasi dapat terlaksana dan
perangkat tersebut tidak murah, sehingga tidak semua orang dapat memanfaatkannya.
-
Informasi yang diterima dan diberitakan
terbatas, komukasi satu arah, klasifikasi dan eksplorasi tidak bias segera
dilakukan, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman.
-
Kegiatan konseling melalui teknlogi informasi
dapat menimbulkan jarak, baik secara fisik maupun psikhis anatar konselor dan
konseli.
-
Belum terdapat data-data, fakta atau informasi
yang objektif dari konseli, sehingga pemecahan masalah dengan teknik pendekatan
ini pada akhirnya akan kabur.
-
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli beraneka
ragam dalam emosi sehingga kadang-kadang konselor mengabaikan segi-segi yang
penting dalam proses konseling.
Berdasarkan kelebihan dan
kelemahan tersebut di atas perlu kiranya guru bimbingan dan konseling
memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya teknologi informasi secara tepat dan
bijaksana dengan tetap memperhatikan azas-azas dank ode etik layanan bimbingan
dan konseling
Daftar Pustaka
Moh. Surya, 1988, Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori dan
Praktek), Yogyakarta : Kota Kembang.
Prayitno, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta : Rineka Cipta
Rochman Natawidjaja, 1987, Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan
Kelompok I, Bandung : Diponegoro.
Sukardi, Dewa Ketut, 2008, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta : Rineka Cipta.
http://www.id.shvoong.com. Dikutip pada
tanggal 08 April 2014 pukul 19.35 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar